profil yang satu ini bernama Yohanes, Ia termasuk penghobi burung ocehan yang tinggal di seputar Pantura. Aktifitasnya sebagai kicau mania di daerah tersebut mungkin sudah tidak asing lagi di telinga pengemar ocehan, apalagi keberadaanya tergolong sebagai peternak besar dan memiliki berbagai jenis ocehan, hasil breedingnya sudah tak terhitung lagi ketika hasil ternaknya sering yang menjadi koleksi dikandang penggemar burung, baik sebagai burung lomba maupun materi indukan buat pengisi kandang ternaknya.
Tapi tahukah anda, kalau untuk keperluan breedingnya itu, semua bagian rumahnya yang terletak di Perum Modern Hijau Asri A3, difungsikan sebagai kandang ternak yang selama ini di tekuninya.
Selain itu juga berfungsi untuk menyimpan anakan Cucak rawa hasil breedingnya dan ada sebuah kamar yang diisi beberapa kandang baterai berisi love bird.
“ini buat menyimpan indukan love bird yang mahal mas” begitu katanya menjelaskan, sambil menunjuk love bird jenis lutino dan liliana miliknya.
Bukan itu saja ,usaha penangkaran yang dimulai sejak tahun 2004 silam itu bahkan perlu tambahan sebuah rumah lagi, untuk menampung puluhan indukan cucak rawa, jalak putih dan love bird.
“saya kalau ternak gak pengin nanggung mas, sekalian besar biar cepat dikenal orang”,tukas yohan, panggilan akrabnya.
Rumah yang berlokasi di perumahan yang sama itu, di bagian dalam disekat sekat menjadi empatbelas petak untuk kandang cucak rawa.
Masih di bagian dalam, satu kamar disulap menjadi kandang bagi puluhan pasang indukan love bird impor, sedangkan di halaman depannya dikelilingi kandang untuk puluhan pasang indukan jalak putih.
Walaupun hanya sebagai usaha sampingan, bagi pengusaha jual beli sarang wallet ini, breeding ocehan punya prospek yang menjanjikan, “bisa menopang kebutuhan rumah tangga mas, sewaktu usaha lagi sepi”, ungkapnya.
untuk menyiasati biaya pemeliharaan ratusan burung indukannya, Yohanes menggantungkan dari hasil ternak burung jalak, perputaran uang di burung jalak memang tidak begitu besar nilainya, tapi sangat cepat. Itu semua bias terjadi karena dia menerapkan strategi ambil telur untuk ditetaskan di mesin penetas.
Memulai ternak dengan menjebol kandang puluhan pasang jalak suren dari peternak solo, saat ini dirinya tertarik lagi untuk memelihara jenis yang sama, setelah sempat dijual semua di tahun 2009. Itu semua dilakukan lebih banyak untuk tetap menjaga perputaran uangnya tetap lancar. Selain itu, juga berfungsi untuk lebih mengoptimalkan lahan yang ada di rumahnya.
saat kemarin disambangi majalahbrungpas.com, yohanes sedang asyik mengutak atik puluhan indukan kenarinya. Indukan yang sebagian besar dibelinya dari Klaten tersebut, jadi mainan barunya. Dibantu seorang perawat, puluhan indukan sudah beranak pinak dengan sukses, kualitasnya juga bagus dan bongsor bongsor.
”saya siap membantu peternak pemula ataupun lama,baik itu berupa materi indukan, anakan, maupun konsultasi gratis tentang breeding ocehan”, ujarnya seraya berharap agar kicaumania jangan pernah sungkan untuk main ke farmnya.(ang)
sumber: www.majalahburungpas.com
waah sama dong dengan saya yang beternak serama cuma diteras rumah, dengan sistem pasir
BalasHapus