MARAKNYA penularan flu babi
(swaine flu) di beberapa negara membuat pemerintah Indonesia waspada.
Pemerintah telah menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di
perbatasan, termasuk di bandara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah masuknya
virus flu babi di Indonesia. Flu babi patut diwaspadai. Sebab penyakit
mematikan itu sangat cepat menular ke manusia lewat udara. Penularannya jauh
lebih cepat dibandingkan flu burung. Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar
Penelitian Veteriner (Balivet) drh Darminto yang ditemui Radar Bogor di
kantornya, kemarin.
“Penularan flu burung ke manusia prosesnya
lama. Beda dengan flu babi yang begitu cepat menular ke manusia. Flu babi
menular melalui pernafasan,” ujar Darminto. Menurut dia, flu babi sudah lama
menyebar di luar negeri, seperti di Mexico, Kanada, Taiwan dan Australia. Flu
babi di Mexico sudah ada sejak 1971 dan Taiwan sejak 1994. Penyakit itu menular
ke sejumlah negara. “Korban yang meninggal di Mexico akibat flu babi sudah
mencapai 100 orang,” imbuhnya. Kendati flu babi dan flu burung sama-sama
mematikan, flu babi rupanya lebih berbahaya karena penyebarannya jauh lebih
cepat ke manusia.
Korbannya juga lebih banyak manusia
ketimbang babi. Hal itu berbeda dengan flu burung yang korbannya lebih banyak
unggas ketimbang manusia. Darminto menjelaskan, tingkat kematian babi akibat
flu babi hanya satu persen. “Flu babi tidak terlalu berbahaya bagi babi, tapi
sangat berbahaya bagi manusia,” tuturnya. Karena itu, kata dia, pemerintah
menghentikan impor babi dan memperketat pengawasan di bandara. Dia menjelaskan,
orang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia harus diperiksa, sebab
dikhawatirkan yang bersangkutan terjangkit virus flu babi.
Darminto mengatakan, Balitvet sudah
meneliti penyakit babi di Indonesia, termasuk mengidentifikasi flu babi.
Penelitian itu dilakukan sejak 2000-an. Hasilnya, babi di Indonesia dinyatakan
aman flu babi. Dia mengatakan, Balivet mengambil sampel darah babi di sejumlah
wilayah, seperti Bali, Kalimantan, Sulawesi dan NTT. Sampel darah babi
diperiksa di laboratorium Balivet. “Semuanya bebas flu babi,” katanya.
Namun, lanjut dia, maraknya flu babi di
luar negeri membuat pemerintah Indonesia harus lebih waspada. Karena itu,
Balivet akan intens melakukan penelitian babi di sejumlah daerah. Dia juga
meminta masyarakat proaktif melaporkan ke pemerintah jika menemukan babi yang
terjangkit virus flu babi.
Seperti apa ciri-ciri flu babi? Darminto
menjelaskan, babi yang terinfeksi virus flu babi akan mengalami demam tinggi,
nafsu makan hilang, malas bergerak dan sesak nafas jika sudah parah. Sementara
ciri-ciri flu babi pada manusia yakni demam tinggi, nafsu makan kurang, semua
anggota tubuh terasa sakit, mual, batuk, muntah-muntah dan terkena radang
tenggorokan. “Kita berharap Indonesia aman dari flu babi,” tegas Darminto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ksatrio.471@gmail.com